HUTAN ADALAH SUMBER BAHAN PANGAN

Februari 18, 2020



Sejak kecil saya dibesarkan dari lingkungan pertanian.  Hutan adalah sumber pangan sehari-hari bagi masyarakat.  Keluarga dari Ayah dan Ibu  yang memiliki lahan pertanian diantaranya sawah dan kebun.  Sejak kecil semasa SD pun saya pernah diajak oleh kakek dan nenek ke kebun. Saya juga penah diajak melewati hutan. Dapat melihat hasil hutan yang dapat dijadikan sumber pangan. Saya melihat jenis-jenis jamur yang tumbuh subur. Kakek dan nenek pasti mengambilnya untuk dijadikan sumber pangan di rumah. Ibu akan mengolah jamur menjadi menu yang terlezat dalam santapan makanan kami sekeluarga. Sampai sekarang pun saya masih suka berburu jamur sebagai masakan kesukaan keluarga.






5 Manfaat Jamur untuk Kesehatan Tubuh: 
1. Meningkatkan kekebalan tubuh

2. Membuat kenyang

3. Sarat vitamin B
4. Penyedap rasa alami

5. Mengandung vitamin D


Pohon-pohon yang rindang tumbuh subur di tanah kelahiran ku. Melewati hutan yang asri sangat menyejukan mata dan menghirup udara bersih yang sangat baik untuk kesehatan.  Ke kebun kami berjalan kaki. Lengkap dengan peralatan dan perbekalan yang kami bawa.
Selama di kebun kami juga dapat memanen cempedak. Buah yang sangat disukai kala itu hingga kini.




Biji Cempedak memiliki kandungan gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, fosfor, kalium, besi, vitamin C, vitamin B1 (Sumeru, 2006).

Sumber : 


Ada buah langka namanya buah kedoy yang tumbuh dan bisa dimakan hanya yang tumbuh di hutan Tanjung Kurung Ulu, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Di daerah lain pohon ini ada yang tumbuh tetapi tidak bisa dimakan.
Karena saya merantau ke tanah Jawa sejak meneruskan sekolah, maka saya hanya bisa menikmatinya saat mudik lebaran atau acara tertentu. Di kampung halaman jangan merasa aneh jika musim Kedoy menu di semua rumah ada olahan buah Kedoy.  Ada yang di rebus, goreng, dan goreng plus gula.
Rasa saat di goreng plus gula ini rasanya tak kalah dengan rasa kacang Almond. Sangat lezat.
Karena buah ini langka dan hidup di hutan yang di jaga oleh masyarakat Tanjung Kurung Ulu.








Hutan adalah sumber bahan pangan lainnya yaitu buah mbacang namanya. Di olah menjadi sambal sangat menambah nikmatnya kebersamaan makan bersama keluarga juga.







Buah lainnya yaitu durian. Durian dapat diolah menjadi kue, masakan, minuman, difermentasi atau pun dimakan langsung. Sejak kecil saya pernah menikmati kopi asli kampungku ditambah gula dan sebutir biji durian lengkap dengan dagingnya. Nikmat sekali. Pagi hari adalah momen minum kopi durian atau teh hangat dan kue khas Palembang lainnya.  
Masakan kesukaan diantaranya fermentasi durian yang disebut tempoyak
Cara pembuatannya sangat sederhana. Daging durian disusun perlapis, daging durian ditaburi garam lalu daging durian lagi, ditaburi garam lagi dan seterusnya. Biasanya disimpan di dalam kendi besar dan ditutup. Lalu di simpan beberapa minggu dan di lihat lagi tempoyak siap di nikmati.
Biasanya tempoyak di campur ikan segar ditambahakn bumbu dapur. Bagi yang belum mengenal masakan ini mungkin terasa aneh, tapi rasanya sangat enak. Kalau di Korea ada kimchi maka di Indonesia ada tempoyak.




Semua hasil pangan dari hutan ini akan hilang jika hutan tidak dijaga kelestariannya. Semua cita rasa khas hasil pangan hutan akan sulit atau musnah jika hutan tidak terjaga, Kehidupan tanpa hutan menjadikan kehidupan yang tidak berimbang antara manusia dan alam. Hutan adalah sumber bahan pangan yang selalu nikmat di santap.





Bersama Walhi (https://walhi.or.id/ )sebagai organisasi yang meiliki visi dan misi organisasi yang  jelas dan bermanfaat bagi kehidupan, maka sudah kewajiban bersama menjaga hutan Indonesia. 






























You Might Also Like

58 komentar

  1. Menjaga hutan menjadi kewajiban kita bersama ya Mbak Helen, karena hutan juga merupakan paru-paru dunia. Ngomong-ngomong hasil hutan, itu buah cempedak mirip sama nangka ya Mbak.

    BalasHapus
  2. Tempoyak juga populer di tanah kelahiran saya, Lampung. Biasanya dimakan bareng sambel seriut. Wanginya khas banget ya Mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Saya juga pernah tinggal di Lampung 4 tahun. Suka seruit nya, tempoyak nya...yang khas wanginya

      Hapus
  3. Baru kemarin siang aku makan jamur, mudah diolah dengan banyak sekali manfaat. Memang ya sumber pangan dari hutan itu banyak sekali manfaatnya

    BalasHapus
  4. Wow banyak sekali ya makanan dari hasil hutan. Semoga semakin banyak yang menyadari pentingnya arti hutan, dan melakukan aksi tancap pohon untuk melestarikan hutan....

    BalasHapus
  5. Buah kedoy? Beneran baru tahu ada buah begini. Uniknya, rasanya kalau digoreng jadi seperti rasa almond. Di daerah manakah ini, Mbak?

    Sungguh hutan kita begitu kaya. Semuanya melimpah tersedia di sana. Aku sungguh khawatir masa depan generasi bangsa saat hutan semakin menyempit lahannya. Bagaimana pangan akan bertahan nantinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tanjung Kurung Ulu, kec Tanjung Tebat, kab Lahat Sumsel mbak. Kampung halamanku. Semoga hutan tetap lestari ya

      Hapus
  6. Pas masih kuliah dan jadi anak kost, aku sering makan tempoyak, loh Mba. Soalnya temen-temen yang dari Kalimantan banyak yang dikirimin sama ortunya gitu. Kalau nggak, ada juga cempedak dan rimbang yang enak banget. Ah jadi inget nostalgia lama deh hehe
    BTW aku setuju kalau hutan harus dilestarikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mbak Beti pernah makannya juga. Semoga hutan kita tetap lestari.

      Hapus
  7. Semoga hutan kita terus terpelihara ya mba

    BalasHapus
  8. Buah kedoy? Wah kaya apa ya, aku baru denger ada buah ini. Kalo tempoyak, sebagai orang palembang tulen sudah hafal betul bagaimana cara bikinnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buah langka, diolah goreng plus guala bisa seperti rasa kacang almond

      Hapus
  9. Mbacang itu kayak mangga kan, Mbak. ada kecut-kecutnya gitu. Dulu pas di Kalimantan, Yuni sering makan sambal mbacang itu. Waktu itu sih pas yuni kerja di kebon sawit. Tahu sendiri kebon sawit dekat sama hutan lahannya. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mendekati. Rasa asam enak buat sambal. Kalimantan apa lagi hutannya luas dan asri. Hasil pangan nya pasti lebih banyak ya mbak

      Hapus
  10. Jamurnya macem-macem banget, jadi penasaran sama kreasi masakannya. Dulu pas masih di desa, asal musim hujan kayak gini panen, Mbak. Adaaa aja jamur di kebun. Kalau di kota ya adanya di toko, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berbahagialah pernah manen dan makan jamur dari kebun waktu masih kecil...

      Hapus
  11. Sampai sekarang saya belum pernah ngerasain cempedak, hehe. Konon mirip nangka kali, ya. Apa pula itu kedoy? Jadi nambah lagi nih wawasan tentang buah yang berasal dari hutan. Memang harus kita lestarikan, ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bulan ini hunting cempedak mbak he he he...
      Buah langka dikampung halaman tercinta.

      Hapus
  12. Di Sekayu juga ada Mbacang, biasanya dibikin sambal, dan dimakan dengan pindang ikan. Mm, rasanya mantap sekali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pakai ikan mujaer, mbacang plus bumbu dapur enak juga ya mbak. Samaan kita suka mbacang mbak, he he he....

      Hapus
  13. Baru tau bentuk buah kedoy. Ternyata banyak sekali ya tanaman di hutan yang bisa kita konsumsi

    BalasHapus
  14. wah, tetangga kabupaten nih. Aku juga berasal dari sumsel tepatnya dari muara enim. Liat sambel mbacangnya bikin ngiler.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Ayuk Dyah...samoan kito galak makan sambel mbacang he he he

      Hapus
  15. aku tuh pengen banget loh mbak, ke hutan untuk petik-petik jamur sendiri
    atau ngumpulin bahan makanan apa aja dah dari hutan untuk diolah dan dikonsumsi sendiri
    kalau selama ini kan kita belinya di tukang sayur atau di kebun sendiri
    pengenku tuh punya experience petik tanaman di hutan

    BalasHapus
  16. Buah kedoy! Baru tau ada buah ini. Buah endemik khas Lahat ya? Kenapa pohon yang sama tapi di daerah lain buahnya nggak bisa dimakan?

    BalasHapus
  17. Woow tempoyak dari durian ya? Saya mah mending dimakan langsung. Itu juga kurang banyak aja perasaan. Tapi kata emak jangan banyak2, nanti rambut rontok. Begitu waktu kecil emak bilang. Padahal sebenarnya jangan banyak2 dimakan sendiri agar bisa berbagi sama yang lain. Hehe...

    BalasHapus
  18. Baru tahu kalo jamur itu bisa jadi
    Penyedap rasa alami. Banyak produksi jamur kita ya. Indonesia sungguh kaya hutannya

    BalasHapus
  19. Itu bikin penasaran Mbak, kenapa kedoy di daerah lain tidak bisa dimakan? Penjelasannya gimana Mbak? Saya sendiri sepertinya belum pernah melihat buah kedoy, taunya pun dari baca postingan ini sekarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun baru tahu, baca di sini. TUmbuhan endemik rupanya, ya. Hanya tumbuh di sana. Masya Allah. Pengen nyicip juga.

      Hapus
  20. Kemaren aq abis masak jamur, bumbu penyedap nya pun pakai kaldu jamur, lebih enak rasa nya lho. Kl buah kedoy aq br denger ..

    BalasHapus
  21. Hutan kita sungguh kaya ya Mbak...ini yang aku belum tau buah kedoy
    beneran anugerah Yang Maha Kuasa untuk sumber pangan manusia hutan ini ya. Banyak sumber pangan dihasilkan dari sana

    BalasHapus
  22. Hutan menyimpan kekayaan hayati dan memiliki beragam manfaat. Aku pernah dapat informasi juga mengenai jamur hutan bisa menjadi pangan ketika survive di belantara nya tapi tetap dipilah karena ada yang bisa dikonsumsi dan ada yang tidak

    BalasHapus
  23. Hutan memang menjadi sumber bagi kehidupan manusia ya, Mbak. Ada sumber air, sumber oksigen sampai sumber pangan. Penting sekali kita melestarikan hutan demi kelangsungan hidup manusia.

    BalasHapus
  24. Wah aku baru tahu buah poney itu mbak hehe.
    Di Medan tempoyak itu ada juga, tapi gak pake digaramin segala sih hehe
    Dan makannga cukup, nasi panas, asam durian (penyebutan nya) + sambalgaram aja diuleg...
    Duh bisa nambah berkali-kali hahaha

    BalasHapus
  25. Beruntung mbak yang tanahnya masih subur begitu. Nah kami. Tinggal di kampung tapi buat nemuin jamur saja sudah kesulitan. Bahkan harus ke kota untuk beli dengan harga mahal. Padahal kan sangat bermanfaat bagi kesehatan.

    BalasHapus
  26. Mba Helen, liat cempedak langsung teringat bapak.. hehehe, beliau suka sekali minta gorengin cempedak pake tepung.
    Wah enak ternyata..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak Icha. Hasil hutan terkadang mengingatkan kita sama orang2 yang kita sayang. Saat makan bersama hasil hutan akan terus diingat.

      Hapus
  27. Aku kenal cempedak saat tinggal di Sumatera Utara. Karena di Jawa Timur enggak ada. Dan memang ya hasil hutan begitu melimpah untuk kita. Sumber pangan yang serba ada

    BalasHapus
  28. Wah, jadi kepikiran buat masak sup jamur dicampur wortel dan brokoli plus bakso ikan deh hari ini. Keluargaku suka banget. Eh, tapi bungsu tuh lebih suka jamur yang digoreng tepung gitu. Cuma aku suka antara sedih dan bahagia kalau goreng jamur tepung, baru selesai ditiriskan, duh udah lenyap aja, wkwkwk ...

    Semoga hutan kita tetap lestari supaya sumber pangan sehat kaya manfaat tetap tersedia di masa mendatang. Aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wk wk wk itu tandanya sang ibu jago masak dan anak2 doyan. Keren kan mbak.

      Hapus
  29. Jamur itu.. Mau diolah jadi apa aja. Selalu enak rasanya. Jadi bikin nagih

    BalasHapus
  30. Alhamdulillah yaa kita diberkahi dengan alam yang subur dan hasil alamnya juga melimpah. Lihat buah-buahannya jadi pengen cuss nyari ke pasar, mupeng :D

    BalasHapus
  31. Penasaran ama buah kedoy. Saya suka kacang almond soalnya. Jadi kedoy itu kayak almond hutan ya mbak, hehe.. Hutan harus dijaga karena banyak terdapat sumber makanan di dalamnya.

    BalasHapus
  32. Ya mbak. Buah nya juga langkah. Setuju kita harus jaga hutan agar tetap lestari

    BalasHapus
  33. Saya jadi penasaran sama buah kedoy itu mba. Saya tahunya cuma buah kedoya. Hehehe. Lihat foto cempedek jadi kangen makan cempedak. Itu asli buah hutan yang super lezat dan kaya gizi. Senangnya masih bisa bebas menikmatinya di kampung ya mba.

    BalasHapus
  34. Hemmm jejamuran, saya suka saya suka! Lemah akutu liat meju jamur, kebayang rasanya yg kenyal-kenyal sedap... Hasil hutan kita memang luar biasa kaya

    BalasHapus
  35. Selain Kedoy, saya sudah pernah makan semuanya, Mbak. Jamur itu enak sekali. Cempedak dan nangka juga kesukaan saya. Apalagi tempoyak.. mantap hehehe. Nah, Kedoy itu baru dengar, Mbak. Rasanya seperti apa ya?

    BalasHapus
  36. Saya penggemar masakan yg menggunakan tempoyakbsebagai salah satu bumbunya.

    Tapi dah lama nih saya gak makan hidangan yg bertempoyak.
    Jadi rindu saya

    BalasHapus
  37. Ah jamurrrrr ,aku suka banget nih liahat foto jadi pengen masak kak,aku abru tau lah buah kedoy kak 🙄

    BalasHapus
  38. Wow postinganya bikin laper dan ngiler, ada buah,ada jamur ada biji - bijian pokoknya hutan memang sumber makanan untuk semua mahluk hidup

    BalasHapus
  39. Memang kekayaan hutan dengan isinya sangat luar biasa banyak manfaatnya untuk semua keberlangsungan hidup makhluk hidup didunia ini, maka dari itu hutan penting banget ya untuk dijaga habibatnya

    BalasHapus
  40. Skuyy kita jaga deh hutan kita, huhuu... Khawatir generasi berikutnya gak bs menikmati lezatnya jamur, takut digantikan sm makanan² sintetis, padahal pangan dr hutan sehat dan bergizi ya Mbak Helen

    BalasHapus
  41. Isue yang sedang hangat nih, soal ketahanan pangan. Semoga hutan hutan kita gak pada dirusak dan pohonnya gak ditebang2in ya. Btw, aku suka jamur. Enak kalau dibikin ssop atau tumis

    BalasHapus

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images